Kamis, 20 Juni 2013

FanFiction My Angel


My Angel....



Cast :
Yoo Seung Ho
Min Rara

Story :
Angin terus saja berlarian ke sana kemari, aku hanya memperdulikan keindahan sang sakura. Dia tersenyum padaku dan menyapaku dengan keindahannya. Jiwaku bergetar ketir, sampai kapan aku bisa membawa seseorang berada di sampingku. Melihat keindahan sang sakura dan sebuah jembatan yang megah ini.
“Lagi-lagi kamu lupa mengatur alarm!! Ibu bilang kamu harus mengatur 06.30 AM!!” sahut sesosok perempuan yang mengusik mimpiku..
“Ayo bangun!! Saatnya berangkat! Lihat anak perempuan itu rajin sekali, masih pagi sudah berangkat!” tambahnya lagi
Ketika mendengar hal itu, aku terperanjat dan langsung melihat jendela kamar. Jiwaku entah mengapa begitu lemah, seakan aku yang berada di lantai dua ini telah kehilangan jiwaku sendiri olehnya...
“Ayo cepat mandi!!” sahut ibu sambil memukul pantatku
“Ne... eomma!!!” jawabku dengan menjulurkan lidah
***
Kriiiiiiiing.......
Asyik, saatnya mengisi perutku yang kosong! Aku bersama teman-teman segera menuju kantin. Sesampainya di kantin...
“Ho, apa kau sudah tidak bosan? Sendiri di kehidupanmu tanpa sesosok perempuan?”
“Maksudmu?” tanyaku kebingungan
“Haduh kamu ini! Apa kau masih ingin terus jomblo?”
“Entahlah aku belum menemukan orang yang tepat”
“Sampai kapan kau menemukan orang yang tepat? Setiap kali kau berhubungan dengan  seorang wanita, baru satu minggu kau memutuskannya!”
“Habis dia bukan tipe ku!”
“Kalau bukan tipemu mengapa tidak kau tolak cintanya saja!  Kita itu harus setia benar gak?” tanya temanku kepada yang lainnya
“Setia... rasanya bukan gayaku...” jawabku pelan
***
Perpustakaan kini, sangat sepi berbeda dengan hari kemarin. Tapi syukurlah aku lebih suka begini. Kali ini, aku mencari novel “Found you” tapi dimana ya? Aku rasa ada di sebelah sini. Ah ini dia! Novel ini paling istimewa bagiku sudah 8 kali aku membacanya tapi aku masih tidak mengerti mengapa seseorang harus menemukan cinta sejatinya sendiri?
Angin menerbangkan semua halaman yang ku baca, aku kesal dan memalingkan wajah ke jendela. Tetapi ada seorang wanita berwajah putih sambil membaca novel yang sama. Dia adalah sosok yang sering lewat di depan rumahku, tapi ku tak tahu siapa namanya. Dan aku mempunyai satu ide...
“Hey......” teriakku padanya
Dia diam seribu bahasa
“Hey... yang lagi baca!!” teriakku lagi
Aku menunggu responnya yang berada di kelas yang berseberangan dengan ruangan perpustakaan. Tak lama dia menoleh padaku, semua tubuh rasanya bergetar. Aku mengangkat novel dan menunjuk pada novelnya. Dia tersenyum manis dan mengangguk-angguk.
Kriiiiiiing......
Bel membuatku harus berhenti untuk lebih mengenalnya.
******
Suasana ini sangat tidak asing, sebuah pohon sakura dan sebuah jembatan yang indah. Di pegangan jembatan itu, begitu banyak tulisan sepasang kekasih yang terdapat dalam gembok. Aku pikir jika suatu hari nanti mendapat sang pujaan ingin sekali mengunci namanya dan namaku di jembatan ini.
Sebenarnya aku tidak mengerti mimpi ini, tapi seolah-olah aku sedang menunggu seseorang yang teristimewa...
“Kamu merubah alarm yang ada pada tabletmu ya?!!! Kok jam 10.00 AM...”
“Ya bu, karena aku masih menunggu dia” jawabku melantur
“Dia siapa? Apa kau sudah mempunyai yeoja?!” Ibu dengan suara tinggi
Aku kaget dan langsung pergi ke kamar mandi.
***
Hap, akhirnya aku selesai memakai baju seragam! Asyik sosok wanita itu muncul lagi.. Dia benar-benar indah, menawan, anggun, cantik.. Ah, rasanya hari ini aku semangat pergi ke sekolah untuk mencari informasi tentang dirinya..
***
Kriiiiiiing.... Kriiiiing
Bel masuk berbunyi, aku sengaja duduk dekat jendela supaya aku dengan mudah menunjukkan pada sahabatku dimana kelasnya berada. Maklum, sahabatku adalah kapten sepak bola yang terkenal di sekolah ini.
“Apakah kau tahu seorang perempuan yang kelasnya di ujung sana?” sahutku sambil menunjuk arah kelas wanita itu
“Ya aku tahu semua orang di kelas itu”
“Di sana ada seorang perempuan yang berambut panjang, memakai bando berwarna putih, berwajah putih.. Apa kau kenal?”
“Setahuku ada banyak yang berwajah putih... Apa kau sedang jatuh cinta?? Hayooh..”
“Ti...tidak, aku hanya melihatnya di perpustakaan kemarin...”
“Ayolah, kau kan sahabatku?!”
“Kemarin mengapa kamu tidak sekolah?”
“Ah jangan mengalihkan pembicaraan!!”
“Baiklah, kemarin aku melihat dia ketika membaca. Dia itu sering lewat di depan rumahku dan aku ingin mengenalnya...”
“Apa kau cinta?”
“Entahlah, aku belum tau perasaan ini..”
***
Sesampainya di perpustakaan, aku melanjutkan novel yang kemarin ku baca, tak lama aku menunjukkan pada sahabatku itu.
“Itu tuh wanita yang ku maksudkan??”
“Oooh, itu namanya...... eits, asal teraktir aku makan bro?”
“Oklah.... yang penting kasih tahu semua informasi tentangnya!”
“Dia bernama Min Rara. Rara itu hebat, berkali-kali memenangkan juara membaca puisi, pidato dan jurnalistik. Dia selalu terlihat ceria di kelasnya. Tapi, dia bukan tipeku..”
“Mengapa bukan tipemu”
“Dia itu terlalu suka membaca dan menulis berbeda dengan ku yang lebih suka soal gaya. Rara orangnya baik, ramah, dan disantuni teman-temannya. Itu karena kebaikan, kepolosan dan rasa solidaritasnya tinggi”
“Tapi mengapa kau begitu tau detil tentang dia?? Jangan-jangan....”
“Dia bukan mantanku! Tapi dia adalah sahabatnya pacarku...”
“Terimakasih ya atas infonya.....”
“Jangan lupa TERAKTIR makan!!!!hehe....”
***
Ketika di ruang OSIS...
“Ketua, ekskul sastra mencarimu...” sahut bidang kesusastraan
“Ya, persilahkan saja masuk ke ruangan...” jawabku sambil membuka agenda rapat.
“Anyeonghaseyo....” sesosok yang ku kenal membungkukan badannya
“Anyeonghaseyo...” jawabku yang kaget ketika melihatnya
“Silahkan duduk” sahut bidgar kesusastraan
“Ada apa ya?” jawabku mencoba berwibawa
“Kami dari ekskul Sastra, ingin mengajukan proposal kegiatan untuk disetujui oleh ketua OSIS” jawabnya panjang
“Biar saya lihat proposalnya...”
Jiwaku bergetar saat dia berada dihadapanku. Tetapi, aku mencoba untuk berwibawa.
“Jadi kalian akan mengadakan nonton bersama?”
“Ya, acara tersebut untuk membuat semua orang tertarik belajar lewat film tersebut”
Tak lama, aku tandatangani proposal tersebut. Lalu aku mencapnya di atas tandatanganku.
“Kalau begitu setelah acara ini saya meminta laporan kegiatan tersebut”
“Baik...” jawabnya tersenyum
Lagi-lagi jiwaku bergetar tak menentu... Tiba-tiba ku beranikan diri untuk bertanya..
“Siapa namanya? Biar nanti bidgar kesusastraan meminta laporan tersebut...”
“Min Rara....”
Informasi dari sahabatku benar. Berarti aku perlu informasi lebih lanjut darinya!
***
Lagi-lagi seperti ini dan di tempat yang sama pula! Tetapi, sekarang aku tepat di bawah pohon sakura. Sebenarnya siapa yang aku tunggu? Begitu bosan dengan mimpi yang sama tetapi tak nampak juga jawaban dari mimpi ini...
“Maaf aku terlambat...” suara seorang perempuan terdengar begitu anggun dan tak asing di telingaku..
“Tidak apa-apa kok, aku....” suara tergantung begitu saja dan alarm mengusik mimpiku..
“Aaaaah..... dasar alarm!!! Sebernarnya siapa dia?!!!” bentakku pada Tablet PC
“Ayo bangun sana, cepat mandi!” saran Ibu
***
Entah kenapa rasanya begitu... penasaran wanita yang hadir di alam mimpiku. Cuaca hari ini begitu mendung, sepertinya hujan akan turun. Tapi mana ya wanita yang bernama Min Rara itu? Hari ini dia tak nampak membaca buku di kelasnya...
“Ah, itu dia!!! Tapi mengapa dia tidur pulas tidak membaca novel??” batinku bertanya
“Tapi, dia itu cantik ketika memejamkan matanya. Bulu mata yang begitu indah. Dan kepolosannya yang membuat jiwa bergetar..” tambah batinku lagi
***
Kriiiiiiiing........
Akhirnya pelajaran selesai, aku harus segera pulang sebelum aku kehujanan. Tetapi, saat turun ke lantai bawah hujan turun begitu deras. Terdengar suaranya Min Rara,
“Aku akan terlambat lagi....!”
Ketika ku pandangi dia alangkah lucunya saat menggembungkan pipinya. Aku baru sadar, bahwa yang ada di sini hanya aku dan dia. Aku pikir semua orang mengikuti kegiatan lain. Batinku mulai memerintah “Ayo sapa dia....”. Dan aku pun melakukannya.
“Emm.... hujan yah?”
“Em, iya... iya” jawabnya
Aku tak sadar menanyakan sesuatu yang membuat suasana makin kikuk.
“Belum pulang?” tanyaku lagi
“Ya belum, kan hujan” jawabnya sambil menunjuk ke luar gedung sekolah
Aku hanya tersenyum malu karena menanyakan pertanyaan yang sama sekali tak bermutu. Dia hanya tertawa kecil melihatku yang salah tingkah.
“Ngomong-ngomong, habis hujan ini mau kemana?”
“Aku, aku mau ke rumah... hehe kalau kamu?”
“Oh iya iya, kalau aku mau ke tempat kursus musik. Oh iya kita belum kenalan, namamu siapa? Aku hanya tahu kau ketua OSIS”
“Perkenalkan namaku Yoo Seung Ho. Kamu kursus musik apa?”
“Piano.. Apakah kau bisa memainkan piano?”
“Ya bisa dong....” senyumku bangga
“Rumahmu dimana? Kali aja kita tetangga...” tanyaku lagi
“Rumahku di jalan Seoul”
“Kalau begitu wanita yang sering lewat rumahku itu kamu!” jawabku pura-pura baru tahu
“Rumahmu dekat sana ya? Oh.....”
Tak lama kemudian..
“Aku duluan yah?” sahutku padanya
“Loh ini kan masih hujan?
“Aku bosan menunggu terlalu lama!”
“Kalau begitu, aku boleh ikut?”
“Ya boleh...” senyumku bahagia
Sepanjang jalan, aku tersenyum dan tersenyum. Seolah-olah mendapat uang 1  juta won! Aku memboncenginya naik sepeda. Ibuku belum mengizinkanku naik motor karena jarak rumah dengan sekolah tidak terlalu jauh. Aku begitu menikmati setiap pemandangan yang ku lalui. Pohon, rumah-rumah, toko seperti semua menyemangatiku untuk terus mengayuh sepedaku.
“Kau mau kemana?” sahutku sambil berhenti mengayuh sepeda
“Ke rumahku. Sepertinya hujan akan terus turun dan tempat aku kursus agak jauh..”
“Oh iya... Kau tunjukkan jalan dimana rumahmu. Tapi, sebelumnya ini helm sepedaku”
“Untuk apa? Aku yakin kita tidak akan tertabrak oleh apapun selama kau terus melihat ke depan!” jawabnya
“Supaya kau tidak kehujanan. Ini jaketku kau pasti dingin...” sahutku sambil memberikan jaket dan helm padanya”
“Gomawo....” senyumnya
Dia terlihat begitu pucat dan aku khawatir padanya.
“Ah, ini rumahku....Terimakasih telah mengantarkanku...”
“Sama-sama....” jawabku sambil membelokkan sepeda
“Em, besok apa kita bisa berangkat bersama?”
“Boleh, boleh. Aku berangkat pukul 06.30”
“Aku tunggu di depan gerbang rumahku ya...”
“Ya...”
Senyum manisnya membuat jiwaku begitu melayang-layang ke udara. Tetes air hujan yang membasahi kemeja, ku hiraukan karena wajahnya terus membayangiku. Sepanjang jalan, senyum, cara bicara dan gayanya yang begitu imut terbayang-bayang.
Sesampainya di rumah...
“Haduh, ini anak!! Ibu bilang tunggu di sekolah jangan hujan-hujanan!!”
“Iya bu, habis kesal menunggu terus!”
***
Pukul 06.20 aku sudah menunggu di depan rumah, rasanya bahagia sekali bisa berangkat bersamanya.
Pukul 7.00 mengapa dia belum ada??! Aku sudah kesal menunggunya. Dan 15 menit lagi gerbang sekolahku di tutup! Aku akan tunggu 10 menit lagi...
Pukul 7.10 menit, aku pikir dia sudah lupa dengan janjiku! Aku langsung menaiki sepeda dan mengayuh secepat mungkin.
“Tunggu..............” teriakku pada satpam yang akan menutup gerbang sekolah. Akhirnya, aku menerobos masuk dan menuju ke lantai dua dimana kelasku berada.
“Izin masuk bu. Maaf aku kesiangan...” sahutku
“Mengapa kau kesiangan tidak seperti biasanya! Silahkan duduk”
Aku duduk di sebelah sahabatku. Nafasku tidak teratur, keringat muncul di wajahku.
“Mengapa kau kesiangan?” tanya sahabatku
“Aku menunggu Rara, tapi dia tak datang juga!”
“Rara?? Pagi ini pacarku bilang Rara sakit karena kehujanan”
“Apa? Jadi dia tidak sekolah?? Tapi kalau sakit karena kehujanan itu salahku..”
“Memang apa yang terjadi kemarin?”
“Aku membuatnya berani untuk hujan-hujanan...”  sesalku
“Pacarku hari ini mau menengok. Apa kau mau ikut??”
“Ya mau!!” senyumku
***
Kriiiiing..... Kriiiiiing
Pulang sekolah, aku bersama pacar sahabatku ke rumah Rara naik sepeda. Sesampainya di rumah Rara, aku bertemu dengan kedua orangtuanya..
“Perkenalkan tante, saya temannya Rara....”
“Kamu orang mana? Sepertinya saya kenal..”
“Aku dekat sini kok...”
“Oh, siapa nama ibumu?”
“Geum seung Ha”
“Oh, ibu dokter yah.... kalau begitu silahkan masuk! Rara ada di kamarnya”
Aku berdegup kencang ketika ada di depan pintu kamarnya. Kamar Rara begitu bagus, dindingnya berwarna biru muda dan pink, kamarnya juga sangat rapih. Aku melihat Rara yang berbaring lemah.
“Eh, Yoona” sahut Rara melihat pacar sahabatku
“Seung Ho??” tambahnya yang terkejut melihatku
“Aku dengar kamu sakit karena kehujanan kemarin. Maafkan aku telah membuatmu hujan-hujanan kemarin!”
“Bukan karena itu kok, karena aku saja yang tidak kuat.. Maaf yah, aku tidak menepati janji!”
“Tidak apa-apa.. Oh, iya ini untuk kamu” sembari memberi sebuah karangan bunga mawar putih yang indah
“Darimana kau tahu aku suka mawar putih??”
“Aku hanya menebak saja hehe...”
“Ehm... aku dicuekkin nih...” Yoona kesal
*******
Aku dan dia sering berangkat bersama. Rara itu baik, pengertian dan aku suka dengan cara berpikirnya yang begitu kreatif. Dia itu suka membaca, menulis sebuah cerita. Tapi dia juga pintar memainkan piano, meski aku lebih hebat darinya hehe.... Dari semua yang ada pada dirinya, aku suka dan bahkan telah menyayanginya.
Hari ini, aku dan dia bermain piano bersama. Kali ini lagu Haru-Superjunior. Kemudian, aku menyanyikan lagu you’re so beautiful-Xiah Junsu JYJ. Dia tersenyum, melihatku menyanyi dan bermain piano. Mungkin dia kagum padaku..
Sekarang, musim sakura bermekaran. Aku mendapat hari libur dari sekolah. Dengan latihan sehari-semalam aku mengajak Rara untuk pergi bersama berdua. Awalnya, dia takut ibunya akan melarang. Tapi dengan bujuk rayuku pada ibunya akhirnya beliau mengizinkannya!!
*****
Sakura yang bermekaran itu seperti jiwaku. Entah mengapa semenjak kehadirannya hari-hariku begitu indah. Dia datang dalam hidupku seperti My Angel... Tapi mengapa Rara belum datang?? Aku takut dia sakit.. Rasanya aku tak asing dengan suasana ini tapi dimana aku pernah merasakannya??. Ah, aku tahu! Ada di mimpi!!! Tapi, mimpi terakhirku......
>>>>back
“Maaf aku terlambat..” sahut seorang wanita
Ketika aku melihatnya, dia adalah Rara.
Tak lama kemudian, mukanya pucat dan tangan yang ku genggam dingin.
“Mungkin aku tak bisa bertahan lama...”
“Aku akan menunggumu, seperti aku yang selalu menantikan sakura bermekaran”
<<<<<<<<<
“Maaf aku terlambat!” sahut Rara
“Tidak apa-apa, aku baru saja sampai di sini”
“Syukurlah...”
“Aku mau mengatakan sesuatu, bahwa sebenarnya Nan Jeongmal saranghaeyo, Rara”
“Mwo???? Em, nado saranghae...”
Ketika itu aku menggenggam tangannya. Dan aku merasakan hal yang sama seperti di mimpi..
“Apa kau sakit????” cemasku
“Sakit? Aku hanya kedinginan....” senyumnya padaku
Aku langsung memeluk Rara. Dia kaget dan tersenyum..
“Aku akan selalu melindungimu, menunggumu seperti menunggu mekarnya bunga sakura. Apapun yang terjadi padamu, aku akan selalu ada di sampingmu...” bisikku padanya
Dan ternyata mimpi itu salah, tetapi entah kenapa mimpi itu mengantarkanku padanya. Pada sosok malaikat yang merebut jiwaku..

Tidak ada komentar: