My Angel....
Cast :
- Yoo Seung Ho
- Min Rara
Story :
Angin terus saja berlarian ke sana
kemari, aku hanya memperdulikan keindahan sang sakura. Dia tersenyum padaku dan
menyapaku dengan keindahannya. Jiwaku bergetar ketir, sampai kapan aku bisa
membawa seseorang berada di sampingku. Melihat keindahan sang sakura dan sebuah
jembatan yang megah ini.
“Lagi-lagi kamu lupa mengatur
alarm!! Ibu bilang kamu harus mengatur 06.30 AM!!” sahut sesosok perempuan yang
mengusik mimpiku..
“Ayo bangun!! Saatnya berangkat!
Lihat anak perempuan itu rajin sekali, masih pagi sudah berangkat!” tambahnya
lagi
Ketika mendengar hal itu, aku
terperanjat dan langsung melihat jendela kamar. Jiwaku entah mengapa begitu
lemah, seakan aku yang berada di lantai dua ini telah kehilangan jiwaku sendiri
olehnya...
“Ayo cepat mandi!!” sahut ibu
sambil memukul pantatku
“Ne... eomma!!!” jawabku dengan
menjulurkan lidah
***
Kriiiiiiiing.......
Asyik, saatnya mengisi perutku
yang kosong! Aku bersama teman-teman segera menuju kantin. Sesampainya di
kantin...
“Ho, apa kau sudah tidak bosan?
Sendiri di kehidupanmu tanpa sesosok perempuan?”
“Maksudmu?” tanyaku kebingungan
“Haduh kamu ini! Apa kau masih
ingin terus jomblo?”
“Entahlah aku belum menemukan
orang yang tepat”
“Sampai kapan kau menemukan orang
yang tepat? Setiap kali kau berhubungan dengan
seorang wanita, baru satu minggu kau memutuskannya!”
“Habis dia bukan tipe ku!”
“Kalau bukan tipemu mengapa tidak
kau tolak cintanya saja! Kita itu harus
setia benar gak?” tanya temanku kepada yang lainnya
“Setia... rasanya bukan gayaku...”
jawabku pelan
***
Perpustakaan kini, sangat sepi
berbeda dengan hari kemarin. Tapi syukurlah aku lebih suka begini. Kali ini,
aku mencari novel “Found you” tapi dimana ya? Aku rasa ada di sebelah sini. Ah
ini dia! Novel ini paling istimewa bagiku sudah 8 kali aku membacanya tapi aku
masih tidak mengerti mengapa seseorang harus menemukan cinta sejatinya sendiri?
Angin menerbangkan semua halaman
yang ku baca, aku kesal dan memalingkan wajah ke jendela. Tetapi ada seorang
wanita berwajah putih sambil membaca novel yang sama. Dia adalah sosok yang
sering lewat di depan rumahku, tapi ku tak tahu siapa namanya. Dan aku
mempunyai satu ide...
“Hey......” teriakku padanya
Dia diam seribu bahasa
“Hey... yang lagi baca!!” teriakku
lagi
Aku menunggu responnya yang berada
di kelas yang berseberangan dengan ruangan perpustakaan. Tak lama dia menoleh
padaku, semua tubuh rasanya bergetar. Aku mengangkat novel dan menunjuk pada
novelnya. Dia tersenyum manis dan mengangguk-angguk.
Kriiiiiiing......
Bel membuatku harus berhenti untuk
lebih mengenalnya.
******
Suasana ini sangat tidak asing,
sebuah pohon sakura dan sebuah jembatan yang indah. Di pegangan jembatan itu,
begitu banyak tulisan sepasang kekasih yang terdapat dalam gembok. Aku pikir
jika suatu hari nanti mendapat sang pujaan ingin sekali mengunci namanya dan
namaku di jembatan ini.
Sebenarnya aku tidak mengerti
mimpi ini, tapi seolah-olah aku sedang menunggu seseorang yang teristimewa...
“Kamu merubah alarm yang ada pada
tabletmu ya?!!! Kok jam 10.00 AM...”
“Ya bu, karena aku masih menunggu
dia” jawabku melantur
“Dia siapa? Apa kau sudah
mempunyai yeoja?!” Ibu dengan suara tinggi
Aku kaget dan langsung pergi ke
kamar mandi.
***
Hap, akhirnya aku selesai memakai
baju seragam! Asyik sosok wanita itu muncul lagi.. Dia benar-benar indah,
menawan, anggun, cantik.. Ah, rasanya hari ini aku semangat pergi ke sekolah
untuk mencari informasi tentang dirinya..
***
Kriiiiiiing.... Kriiiiing
Bel masuk berbunyi, aku sengaja
duduk dekat jendela supaya aku dengan mudah menunjukkan pada sahabatku dimana
kelasnya berada. Maklum, sahabatku adalah kapten sepak bola yang terkenal di
sekolah ini.
“Apakah kau tahu seorang perempuan
yang kelasnya di ujung sana?” sahutku sambil menunjuk arah kelas wanita itu
“Ya aku tahu semua orang di kelas
itu”
“Di sana ada seorang perempuan
yang berambut panjang, memakai bando berwarna putih, berwajah putih.. Apa kau
kenal?”
“Setahuku ada banyak yang berwajah
putih... Apa kau sedang jatuh cinta?? Hayooh..”
“Ti...tidak, aku hanya melihatnya
di perpustakaan kemarin...”
“Ayolah, kau kan sahabatku?!”
“Kemarin mengapa kamu tidak
sekolah?”
“Ah jangan mengalihkan
pembicaraan!!”
“Baiklah, kemarin aku melihat dia
ketika membaca. Dia itu sering lewat di depan rumahku dan aku ingin
mengenalnya...”
“Apa kau cinta?”
“Entahlah, aku belum tau perasaan
ini..”
***
Sesampainya di perpustakaan, aku
melanjutkan novel yang kemarin ku baca, tak lama aku menunjukkan pada sahabatku
itu.
“Itu tuh wanita yang ku
maksudkan??”
“Oooh, itu namanya...... eits,
asal teraktir aku makan bro?”
“Oklah.... yang penting kasih tahu
semua informasi tentangnya!”
“Dia bernama Min Rara. Rara itu
hebat, berkali-kali memenangkan juara membaca puisi, pidato dan jurnalistik.
Dia selalu terlihat ceria di kelasnya. Tapi, dia bukan tipeku..”
“Mengapa bukan tipemu”
“Dia itu terlalu suka membaca dan
menulis berbeda dengan ku yang lebih suka soal gaya. Rara orangnya baik, ramah,
dan disantuni teman-temannya. Itu karena kebaikan, kepolosan dan rasa
solidaritasnya tinggi”
“Tapi mengapa kau begitu tau detil
tentang dia?? Jangan-jangan....”
“Dia bukan mantanku! Tapi dia
adalah sahabatnya pacarku...”
“Terimakasih ya atas infonya.....”
“Jangan lupa TERAKTIR
makan!!!!hehe....”
***
Ketika di ruang OSIS...
“Ketua, ekskul sastra
mencarimu...” sahut bidang kesusastraan
“Ya, persilahkan saja masuk ke
ruangan...” jawabku sambil membuka agenda rapat.
“Anyeonghaseyo....” sesosok yang
ku kenal membungkukan badannya
“Anyeonghaseyo...” jawabku yang
kaget ketika melihatnya
“Silahkan duduk” sahut bidgar
kesusastraan
“Ada apa ya?” jawabku mencoba
berwibawa
“Kami dari ekskul Sastra, ingin
mengajukan proposal kegiatan untuk disetujui oleh ketua OSIS” jawabnya panjang
“Biar saya lihat proposalnya...”
Jiwaku bergetar saat dia berada
dihadapanku. Tetapi, aku mencoba untuk berwibawa.
“Jadi kalian akan mengadakan
nonton bersama?”
“Ya, acara tersebut untuk membuat
semua orang tertarik belajar lewat film tersebut”
Tak lama, aku tandatangani
proposal tersebut. Lalu aku mencapnya di atas tandatanganku.
“Kalau begitu setelah acara ini
saya meminta laporan kegiatan tersebut”
“Baik...” jawabnya tersenyum
Lagi-lagi jiwaku bergetar tak
menentu... Tiba-tiba ku beranikan diri untuk bertanya..
“Siapa namanya? Biar nanti bidgar
kesusastraan meminta laporan tersebut...”
“Min Rara....”
Informasi dari sahabatku benar.
Berarti aku perlu informasi lebih lanjut darinya!
***
Lagi-lagi seperti ini dan di
tempat yang sama pula! Tetapi, sekarang aku tepat di bawah pohon sakura.
Sebenarnya siapa yang aku tunggu? Begitu bosan dengan mimpi yang sama tetapi
tak nampak juga jawaban dari mimpi ini...
“Maaf aku terlambat...” suara seorang
perempuan terdengar begitu anggun dan tak asing di telingaku..
“Tidak apa-apa kok, aku....” suara
tergantung begitu saja dan alarm mengusik mimpiku..
“Aaaaah..... dasar alarm!!!
Sebernarnya siapa dia?!!!” bentakku pada Tablet PC
“Ayo bangun sana, cepat mandi!”
saran Ibu
***
Entah kenapa rasanya begitu...
penasaran wanita yang hadir di alam mimpiku. Cuaca hari ini begitu mendung,
sepertinya hujan akan turun. Tapi mana ya wanita yang bernama Min Rara itu?
Hari ini dia tak nampak membaca buku di kelasnya...
“Ah, itu dia!!! Tapi mengapa dia
tidur pulas tidak membaca novel??” batinku bertanya
“Tapi, dia itu cantik ketika
memejamkan matanya. Bulu mata yang begitu indah. Dan kepolosannya yang membuat
jiwa bergetar..” tambah batinku lagi
***
Kriiiiiiiing........
Akhirnya pelajaran selesai, aku
harus segera pulang sebelum aku kehujanan. Tetapi, saat turun ke lantai bawah
hujan turun begitu deras. Terdengar suaranya Min Rara,
“Aku akan terlambat lagi....!”
Ketika ku pandangi dia alangkah
lucunya saat menggembungkan pipinya. Aku baru sadar, bahwa yang ada di sini
hanya aku dan dia. Aku pikir semua orang mengikuti kegiatan lain. Batinku mulai
memerintah “Ayo sapa dia....”. Dan aku pun melakukannya.
“Emm.... hujan yah?”
“Em, iya... iya” jawabnya
Aku tak sadar menanyakan sesuatu
yang membuat suasana makin kikuk.
“Belum pulang?” tanyaku lagi
“Ya belum, kan hujan” jawabnya
sambil menunjuk ke luar gedung sekolah
Aku hanya tersenyum malu karena
menanyakan pertanyaan yang sama sekali tak bermutu. Dia hanya tertawa kecil melihatku
yang salah tingkah.
“Ngomong-ngomong, habis hujan ini
mau kemana?”
“Aku, aku mau ke rumah... hehe
kalau kamu?”
“Oh iya iya, kalau aku mau ke
tempat kursus musik. Oh iya kita belum kenalan, namamu siapa? Aku hanya tahu
kau ketua OSIS”
“Perkenalkan namaku Yoo Seung Ho.
Kamu kursus musik apa?”
“Piano.. Apakah kau bisa memainkan
piano?”
“Ya bisa dong....” senyumku bangga
“Rumahmu dimana? Kali aja kita
tetangga...” tanyaku lagi
“Rumahku di jalan Seoul”
“Kalau begitu wanita yang sering
lewat rumahku itu kamu!” jawabku pura-pura baru tahu
“Rumahmu dekat sana ya? Oh.....”
Tak lama kemudian..
“Aku duluan yah?” sahutku padanya
“Loh ini kan masih hujan?
“Aku bosan menunggu terlalu lama!”
“Kalau begitu, aku boleh ikut?”
“Ya boleh...” senyumku bahagia
Sepanjang jalan, aku tersenyum dan
tersenyum. Seolah-olah mendapat uang 1
juta won! Aku memboncenginya naik sepeda. Ibuku belum mengizinkanku naik
motor karena jarak rumah dengan sekolah tidak terlalu jauh. Aku begitu
menikmati setiap pemandangan yang ku lalui. Pohon, rumah-rumah, toko seperti
semua menyemangatiku untuk terus mengayuh sepedaku.
“Kau mau kemana?” sahutku sambil
berhenti mengayuh sepeda
“Ke rumahku. Sepertinya hujan akan
terus turun dan tempat aku kursus agak jauh..”
“Oh iya... Kau tunjukkan jalan
dimana rumahmu. Tapi, sebelumnya ini helm sepedaku”
“Untuk apa? Aku yakin kita tidak
akan tertabrak oleh apapun selama kau terus melihat ke depan!” jawabnya
“Supaya kau tidak kehujanan. Ini
jaketku kau pasti dingin...” sahutku sambil memberikan jaket dan helm padanya”
“Gomawo....” senyumnya
Dia terlihat begitu pucat dan aku
khawatir padanya.
“Ah, ini rumahku....Terimakasih
telah mengantarkanku...”
“Sama-sama....” jawabku sambil
membelokkan sepeda
“Em, besok apa kita bisa berangkat
bersama?”
“Boleh, boleh. Aku berangkat pukul
06.30”
“Aku tunggu di depan gerbang
rumahku ya...”
“Ya...”
Senyum manisnya membuat jiwaku
begitu melayang-layang ke udara. Tetes air hujan yang membasahi kemeja, ku
hiraukan karena wajahnya terus membayangiku. Sepanjang jalan, senyum, cara
bicara dan gayanya yang begitu imut terbayang-bayang.
Sesampainya di rumah...
“Haduh, ini anak!! Ibu bilang
tunggu di sekolah jangan hujan-hujanan!!”
“Iya bu, habis kesal menunggu
terus!”
_Bersambung_
Ayo lihat part 2 My Angel...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar